Donnerstag, 26. Dezember 2013

Medan dan Komponen Makna

     A.  Medan Makna
      Kata-kata yang berada dalam satu kelompok lazim dinamai kata-kata yang berada dalam satu medan makna atau satu medan leksikal, yang dimaksud dengan medan makna (semantic domain, semantic field) atau medan leksikal adalah seperangkat unsur leksikal yang maknanya saling berhubungan karena menggambarkan bagian dari bidang kebudayaan atau realitas dalam alam semesta tertentu.
Misalnya, nama-nama warna. Medan makna adalah seperangkat unsur leksikal yang maknanya saling berhubungan karena menggambarkan bagian dari kebudayaan atau realitas dalam alam semesta tertentu. Misalnya nama-nama warna dan nama-nama perkerabatan.     
     B.     Komponen Makna
 Makna yang dimiliki oleh setiap kata itu terdiri dari sejumlah komponen (yang disebut komponen makna), yang membentuk keseluruhan makna kata itu. Komponen makna ini dapat dianalisis, dibutiri, atau disebutkan satu per satu, berdasarkan “pengertian-pengertian” yang dimilikinya.
Komponen Makna
Sepeda motor
Mobil
Sepeda
Boot
1.      alat transportasi
2.      Bensin
3.      Roda
4.      Mesin
5.      Alat transportasi darat
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
-
+
-
+
+
+
-
+
-
Keterangan : Tanda + mempunyai komponen makna tersebut, dan tanda – tidak mempunyai  komponen makna tersebut.
Konsep analisis dua-dua ini (lazim disebut anlisis biner) oleh para ahli kemudian diterapkan juga untuk membedakan makna suatu kata dengan kata lain. Denga juga dapat analisis biner ini kita juga dapat menggolong-golongkan kata atau unsur leksikal sesuai dengan medan makna.
Ada tiga hal yang perlu dikemukakan sehubungan dengan analisis biner tersebut.
Pertama, ada pasangan kata yang satu diantaranya lebih bersifat netral atau umum sedangkan yang lain bersift khusus. Misalnya, pasangan kata siswa dan siswi. Kata siswa lebih bersifat umum dan netral karena dapat termasuk “pria” dan “wanita”. Sebaliknya kata siswi lebih bersift khusus karena hanya mengenai “wanita” saja.
Kedua, ada kata atau unsur  leksikal yang sukar dicari pasanganya karena memang mungkin tidak ada, tetapi ada juga yang memiliki pasangan lebih dari satu. Contoh yang sukar dicari pasanganya adalah kata-kata yang berkenaan dengan nama warna. Contoh kedua yaitu contoh yang pasanganya lebih dari satu, yaitu berdiri misalnya. Kata berdiri bukan hanya bisa dipertentangkan dengan kata tidur, tetapi bisa saja dengan kata tiarap, rebah, duduk, jongkok dan berbaring.
Ketiga, kita sering kali sukar mengatur ciri-ciri semantic itu secara bertingkat, mana yang lebih bersifat umum, dan mana yang lebih bersifat khusus. Contohnya, ciri jantan dan dewasa, mana yang lebih bersifat umum antara jantan dan dewasa. Bisa jantan, tetapi bisa juga dewasa sebab tidak ada alas an bagi kita untuk menyebutkan cirri jantan lebih bersifat umum daripada dewasa, begitu juga sebaliknya, karena ciri yang satu tidak menyiratkan makna yang lain.
Di samping memiliki beberpa mamfaat, analisis komponen makna juga memiliki keterbatasan. Analisis komponen makna tidak dapat diterapkan pada semua kata, karena komponen makna kata berubah-ubah, bervariasi dan bertumpang tindih. Analisis komponen makna lebih banyak dilaksanakan pada kelas kata nomina, belum banyak dilakukan pada kelas kata verba, atau adjektiva, kata-kata dari kelas itu juga dapat diberi ciri-ciri semantik.
Walaupun analisis komponen makna ini dengan pembagian biner banyak kelemahanya tetapi cara ini banyak manfaatnya untuk memahami makna kalimat. Para tata bahasawan tranformasional juga telah menggunakan teknik ini sehingga minat terhadap anlisis komponen makna ini menjadi meningkat. Analisis semantic kata yang dibuat seperti diatas tentu banyak memberi manfaat dalam memahami makna-makna kalimat, tetapi pembuatan daftar kosa kata dengan disertai ciri-ciri semantiknya secara lengkap bukanlah pekerjaan yang mudah sebab memerlukan pengetahuan budaya, ketelitian, waktu, dan tenaga yang cukup besar.
      C.    Medan Makna Verba „Mengambil“ dalam bahasa Makassar
1.      Leksem Akrappung : memungut
Kegiatan yang dilakukan untuk mengambil sesuatu benda yg ada di tanah, di lantai atau disebabkan karena jatuh
2.      Leksem Akjakkala : menangkap
Kegiatan yang dilakukan dalam memegang sesuatu yg bergerak cepat, lepas, dsb; memegang (binatang, pencuri, penjahat, dsb) dng tangan atau alat. Kegiatan ini jga dapat diartikan menadah benda yang dilemparkan.
3.      Leksem Akbesok : menarik
Memiliki makna mengambil sesuatu benda yang memiliki massa yang berat lalu dibawa dan diseret. Sasarannya berupa benda padat seperti kayu ataupun hewan dengan bobot berat yang besar. Selain itu memiliki makna ungkapan terhadap rasa kagum kepada sesuatu hal.
4.      Leksem Aklukkak : mencuri
mengambil milik orang lain tanpa izin atau dng tidak sah, biasanya dng sembunyi-sembunyi. Sasarannya berupa benda yang bukan milik pribadi dan ingin dimiliki tanpa izin.
5.      Leksem Angngangkak : mengangkat
 Kegiatan menjadikan atau mengakui sbg (anak, saudara, dsb). Sasarannya adalah seseorang atau kelompok dalam sebuah lingkungan sosial masyarakat.
6.      Leksem Akkiok : menjemput
Memiliki makna menyambut atau menyongsong. Dapat diartikan kegiatan dimana sesorang pergi untuk mengambil suatu benda, seseorang atau kelompok yang akan dibawa; mendatangi dan mengantarkan ke suatu tempat.
7.      Leksem Akrakbuk : merampas
mengambil dng paksa (dng kekerasan) dan secara terang-terangan.
8.      Leksem Angngalle : mengambil
Memiliki makna diangkat, digunakan, disimpan, memungut. Makna ini diartikan memegang sesuatu lalu dibawa
9.      Leksem Ammile : memilih
menentukan (mengambil dsb) sesuatu yg dianggap sesuai dng kesukaan (selera dsb); mencari atau memisah-misahkan mana yg baik (besar, kecil, dsb); menunjuk (orang, calon, dsb) dng memberikan suaranya. Makna ini digunakan sesuai konteksnya. Dalam hal politik memilih dapat diartikan menunjuk atau mengambil salah satu perwakilan/calon.
10.  Leksem Ammolong : memotong
Memiliki makna memutuskan dng barang tajam; mengerat; memenggal; mengiris (tt roti, daging, dsb); memangkas (tt rambut); menggunting sesuai dng ukuran (tt bahan pakaian dsb); mengurangi (tt upah, gaji, pendapatan, dsb); memintas (tt jalan, perjalanan);
11.  Leksem Annarima : menerima
menyambut; mengambil (mendapat, menampung, dsb) sesuatu yg diberikan, dikirimkan, mengesahkan; membenarkan; menyetujui (usul, anjuran, dsb); meluluskan atau mengabulkan (permintaan dsb): rapat pleno ~ baik laporan pengurus;
12.  Leksem Akkattilik : memetik
mengambil dng mematahkan tangkainya (bunga, buah, dsb);
Sumber : http://bibli-online.blogspot.com/2013/11/makna.html#more

0 Kommentare:

Kommentar veröffentlichen

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | JCPenney Coupons